Kebanyakan orang akan menyatakan bahwa waktu yang tepat minum obat
ketika setelah makan. Mengapa? Konon katanya, makanan dapat memberikan alas
bagi lambung sehingga mencegah terjadinya sakit maag atau sakit perut.
Benarkah? Belum tentu. Tetapi hal itu lah yang telah terjadi secara turun
temurun di masyarakat pada umumnya.
Berdasarkan ada tidaknya makanan, minum obat tidak harus setelah makan.
Beberapa obat dapat diminum sebelum makan bahkan sewaktu makan. Selain itu
adapula minum obat berdasarkan penggolongan waktunya diantaranya terdiri dari
pagi hari, siang hari, sore/ malam hari, bahkan sebelum tidur malam.
Mengapa? Karena setiap obat memiliki sifat fisika dan kimia yang
berbeda-beda. Perbedaan sifat mempengaruhi reaksi obat terhadap obat atau
senyawa lain yang dikonsumsi secara bersamaan sehingga dikenal dengan istilah
interaksi. Interaksi obat terdiri dari interaksi obat dengan obat, obat dengan
makanan, dan obat dengan aktivitas. Interaksi obat dapat menimbulkan efek yang
menguntungkan, efek yang merugikan, bahkan efek toksik. Selain itu perbedaan
sifat obat juga dapat mempengaruhi nasib obat di dalam tubuh. Obat harus
dikonsumsi pada waktu yang tepat untuk mendapatkan efek yang optimal. Waktu
yang tepat dari suatu obat didasarkan atas pertimbangan sifat obat dan tujuan
pengobatan.
Apa hubungan obat dan makanan? Obat dan makanan jika dikonsumsi secara
bersamaan dapat menimbulkan interaksi. Akibat dari interaksi tersebut
diantaranya meningkatkan efek obat, meniadakan efek obat, bahkan tidak
mempengaruhi efek obat.
Setelah Makan
Obat yang diminum setelah makan digunakan untuk obat-obat yang bersifat
asam karena dapat mengiritasi lambung dan saluran cerna. Bagi pasien yang
memiliki riwayat maag atau tukak lambung, obat diminum setelah makan agar tidak
menyebabkan kambuhnya penyakit tersebut. Misalnya: obat anti radang (asam
mefenamat). Dengan adanya makanan maka dinding lambung akan terlapisi sehingga
tidak dipengaruhi oleh obat. Selain itu juga dapat mengurangi efek samping
obat. Karena beberapa obat dapat menyebabkan efek mual jika diminum saat perut
kosong. Adapula obat yang dapat terbantu penyerapannya dengan adanya makanan.
Penggunaan obat setelah makan artinya digunakan saat lambung masih berisi
makanan. Sehingga obat sebaiknya digunakan sesaat setelah makan sampai kurang
dari 2 jam setelah makan. Jika telah lebih dari 2 jam setelah makan maka lambung
telah kosong dari makanan karena makanan telah diolah oleh saluran cerna dan
diserap ke tubuh.
Sewaktu Makan
Obat yang diminum sewaktu makan bertujuan untuk membantu proses
pencernaan makanan dan penyerapan nutrisi makanan. Selain itu beberapa obat
juga memiliki proses absorbsi yang lebih baik dengan adanya makanan. Penggunaan
obat sewaktu makan artinya obat digunakan 10-15 menit sebelum makan atau 10-15
menit setelah makan. Misalnya: obat antidiabetes (metformin).
Sebelum Makan
Obat yang digunakan sebelum makan karena adanya makanan dapat
menghambat absorbsi obat. Jika absorbsi obat terhambat maka jumlah obat yang
masuk ke dalam tubuh manjadi berkurang kemudian berakibat pada efek obat yang
tidak optimal. Penggunaan obat sebelum makan artinya obat digunakan pada saat
lambung kosong. Sehingga obat sebaiknya digunakan 1 jam sebelum makan atau 2
jam setelah makan. Misalnya: parasetamol.
Pagi/ Siang/ Sore/ Malam /
Sebelum Tidur
Penggunaan obat pada waktu-waktu tertentu tersebut contohnya:
1. Obat Antihipertensi ( Penurun Tekanan Darah)
Sebaiknya diminum
pada jam 9-11 pagi karena pada jam-jam tersebut tekanan darah mencapai angka
tertinggi sedangkan pada saat tidur malam hari tekanan darah mencapai angka
terendah sehingga sehingga perlu kewaspadaan saat obat dikonsumsi pada malam
hari.
2. Obat Anti Asma
Sebaiknya diminum
pada jam 3-4 sore karena pada jam-jam tersebut produksi steroid tubuh berkurang
dan mungkin akan menyebabkan serangan asma pada malam hari. Sehingga jika
steroid dihirup pada sore hari maka akan mencegah terjadinya asma pada malam
hari.
3. Obat Penurun Kolesterol
Sebaiknya
digunakan pada jam 7-9 malam pada saat hendak tidur karena proses penghancuran
lemak paling maksimal terjadi pada malam hari.
Interval Penggunaan Obat
Selain waktu penggunaan obat, interval penggunaan obat juga penting
untuk diperhatikan. Misalnya jika obat diminta untuk digunakan 2 kali sehari
maka interval waktu yang diperlukan adalah 12 jam. Jika obat diminum pada jam 7
pagi maka obat selanjutnya diminum pada jam 7 malam.
Mengapa? Karena berkaitan dengan ketersediaan obat di dalam tubuh.
Obat dapat memberikan efek terapi jika kadar obat didalam tubuh memenuhi kisaran
terapi yang diperlukan. Hal ini tergantung dari sifat dan jenis setiap obat.
Ada obat yang cepat tereliminasi dari tubuh karena memiliki waktu paro yang
pendek sehingga interval yang diperlukan untuk minum obat menjadi lebih pendek
dan obat menjadi harus lebih sering diminum misalnya 3 kali sehari dan ada pula
obat yang lama tereliminasi karena memiliki waktu paro yang panjang sehingga
interval yang diperlukan untuk minum oabt menjadi lebih panjang dan obat
menjadi tidak sering untuk diminum misalnya 1 kali sehari.
Jika obat yang seharusnya diminum 2 kali sehari kemudian diminum pada
pagi dan siang dengan interval waktu pendek yaitu 6 jam maka dapat menyebabkan
kadar obat di dalam tubuh menjadi lebih besar dan dapat menimbulkan efek yang
tidak diinginkan. Jika pada waktu selanjutnya obat diminum dengan interval
waktu yang lebih panjang maka kadar obat di dalam tubuh telah mencapai kadar
minimal dan dapat meniadakan efek obat. Jika obat tersebut adalah obat
antibiotika maka dapat menyebabkan resistensi.
Demikianlah sedikit informasi tentang waktu penggunaan obat yang
tepat. Keberhasilan terapi obat dipengaruhi oleh kepatuhan mengkonsumsi obat yang
tepat. Oleh karena itu, tanyakanlah waktu mengkonsumsi obat yang tepat kepada
apoteker anda pada saat membeli obat di apotek atau menerima obat di rumah
sakit / puskesmas / klinik. Terimakasih. Semoga bermanfaat. ^_^